File download is hosted on Megaupload
Cotswolds – Tadius (Hema Records, 2017)
Tak bisa dipungkiri kalau dalam lima tahun terakhir di scene lokal maupun internasional, musik-musik post-punk terlihat kembali seksi; banyak anak muda yang terpikat untuk mendengarkan serta memainkannya, tak terkecuali Cotswolds.
Aman pula untuk menyebut kalau Cotswolds adalah band yang memulai gerakan post-punk revival di lokal era 2010-an, karena rilisan debut mereka, yakni Cotswolds EP rilis sejak tahun 2013.
Di album penuh debutnya ini Cotswolds mengambil sisi gelap dari post-punk, yakni dark-wave yang dingin dan muram.
Iringan vokal bariton khas post-punk, efek gitar flanger – reverb, bassline yang kokoh, serta ketukan drums yang monoton membuat Tadius secara mood dan groove asyik untuk dinikmati.
Sayang, untuk lirik sepenuhnya ditulis dalam bahasa Inggris. Bukankah ciri khas post-punk yang selama ini kita kenal adalah memiliki lirik mudah diingat, repetitif, dan selalu terngiang di kepala?
Bagaimana hal tersebut bisa diterapkan oleh band lokal jika mayoritas lirik lagu mereka berbahasa asing, sementara pendengar utama mereka jelas-jelas adalah orang Indonesia?
Untuk hal ini mungkin Cotswolds bisa sedikit menoleh ke Pelteras; sesama band post-punk yang masih satu generasi, namun sudah mampu menulis lirik Bahasa Indonesia yang bagus.
Tadius (2017) sudah bagus, tapi belum bisa menonjol dari band-band sejenis. Namun untuk artwork, desain dan kemasannya patut diacungi jempol.
Genre musik: Dark-Wave, Post-Punk
Untuk penggemar: Winter Severity Index, Soft Kill, Dream Affair, Deathday